Analisis Kritis Implementasi Program Kampus Merdeka dalam Meningkatkan Kualitas Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa
DOI:
https://doi.org/10.55681/swarna.v4i2.1726Keywords:
3 Kampus Merdeka, MBKM, Pengabdian Kepada Masyarakat, Mahasiswa, Analisis Kebijakan, Pendidikan Tinggi, Kualitas PendidikanAbstract
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merepresentasikan salah satu reformasi paling fundamental dalam lanskap pendidikan tinggi Indonesia, menjanjikan pembelajaran yang lebih fleksibel, otonom, dan relevan dengan dunia nyata. Salah satu pilar utamanya adalah pengakuan dan fasilitasi kegiatan mahasiswa di luar kampus, termasuk dalam domain Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Artikel ini menyajikan sebuah analisis kebijakan yang kritis terhadap implementasi program MBKM dan dampaknya terhadap kualitas kegiatan PkM yang dilakukan oleh mahasiswa. Dengan menggunakan metode studi dokumen dan analisis wacana kritis terhadap regulasi inti (Permendikbudristek No. 53/2023), buku panduan resmi, serta laporan implementasi, penelitian ini bertujuan untuk membedah potensi, peluang, sekaligus kelemahan struktural dari kebijakan tersebut. Hasil analisis menunjukkan adanya dualisme yang tajam: di satu sisi, MBKM membuka peluang luar biasa untuk PkM yang lebih terstruktur, berdurasi panjang, terintegrasi dengan kurikulum melalui rekognisi 20 SKS, dan berpotensi meningkatkan kompetensi mahasiswa. Namun di sisi lain, analisis kritis ini mengungkap adanya risiko-risiko signifikan, seperti kecenderungan pendekatan yang "proyek-sentris" ketimbang "pemberdayaan berkelanjutan", tantangan standardisasi asesmen yang mengabaikan konteks lokal, serta potensi komodifikasi pengabdian yang mereduksi spirit pelayanan menjadi sekadar transaksi pemenuhan SKS. Disimpulkan bahwa MBKM bukanlah formula ajaib yang secara otomatis meningkatkan kualitas PkM; ia adalah sebuah "pisau bermata dua" yang dampaknya—apakah redefinisi kualitas yang positif atau reduksi makna—sangat bergantung pada paradigma dan kesiapan implementasi di tingkat institusional perguruan tinggi.
Downloads
References
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. (2022). Buku Panduan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Kemendikbudristek.
Easterly, W. (2006). The White Man's Burden: Why the West's Efforts to Aid the Rest Have Done So Much Ill and So Little Good. Penguin Press.
Fairclough, N. (2013). Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language. Routledge.
Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. Herder and Herder.
Giroux, H. A. (2014). Neoliberalism's War on Higher Education. Haymarket Books.
Hardjosoemantri, K. (1987). Kuliah Kerja Nyata (KKN): Pengabdian Perguruan Tinggi kepada Masyarakat. Djambatan.
Kolb, D. A. (2015). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development (2nd ed.). Pearson FT Press.
OECD. (2022). The Future of Higher Education: Trends, Scenarios, and Policy Implications. OECD Publishing.
Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 53 Tahun 2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi.
Prasetyo, I., & Nugroho, H. (2024). Euforia dan Realitas Kampus Merdeka: Tinjauan Kritis terhadap Implementasi Kebijakan di Perguruan Tinggi Daerah. Jurnal Studi Kebijakan Pendidikan, 7(1), 89–105.
Rahmawati, D., & anor. (2025). Dampak Program Membangun Desa (KKNT) MBKM terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah dan Kolaborasi Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Karakter, 12(1), 22–38.
Setiawan, B. (2023). Dari Objek ke Subjek: Paradigma Pemberdayaan Kritis dalam Pembangunan Komunitas. Gadjah Mada University Press.
Slaughter, S., & Rhoades, G. (2004). Academic Capitalism and the New Economy: Markets, State, and Higher Education. Johns Hopkins University Press.
Yin, R. K. (2018). Case Study Research and Applications: Design and Methods (6th ed.). SAGE Publications.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 rahmatul dadang, Adi Putra

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.








