Budaya Twitter yang Relatif dan Emosional Sebuah Refleksi atas Budaya Sekuler Mahasiswa Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.55681/armada.v2i5.1329Keywords:
Berpikir Kritis, Emosionalisme, Logika, Mahasiswa, RelativismeAbstract
Penelitian ini memaparkan situasi mahasiswa Indonesia yang cenderung menganut budaya sekuler dengan karakteristik relativisme dan emosionalisme. Dengan menggunakan metode kualitatif berbasis pada studi literatur diperoleh hasil bahwa budaya sekuler yang dianut oleh para mahasiswa tampak menonjol dalam platform Twitter yang kerap digunakan dalam mengungkapkan gagasannya. Hasilnya adalah mereka kerap mengemukakan gagasan yang lebih mengandalkan pada perasaan dan opini belaka tanpa didasari oleh pemikiran kritis dan logis. Untuk itu para mahasiswa perlu lebih melatih logika dan berpikir kritis sebelum mengemukakan pendapat dan pengambilan keputusan, sehingga mereka tidak jatuh dalam kesalahan dan kesesatan.
Downloads
References
Giddens, A. (1990). The Consequences of Modernity. Stanford: Stanford University Press.
Hendra et al. (2023). Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Kegiatan Pendampingan Penulisan Gagasan Pada Artikel. Jurnal Estungkara: Jurnal Pengabdian Pendidikan Sejarah, Vol. 2 (1). DOI: https://doi.org/10.22437/est.v2i1.24577
McLeod, S. A. (2018). Relativism. https://www.simplypsychology.org/relativism.html
Oliveira, P. (1960). Revolution and Counter-Revolution. Sao Paulo: Tradição, Família, Propriedade Rescher, N. (2016). Epistemology: An Introduction to the Theory of Knowledge. Albany: State University of New York Press.
Santoso, B. (2019). Critical Thinking: Dari Teori ke Praktik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Tjandrasa, B. (2018). Budi Pekerti dalam Pendidikan Mahasiswa. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 ARMADA : Jurnal Penelitian Multidisiplin
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.