PELATIHAN MANAJEMEN SENI SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN ESTETIKA BATIK DI KAMPUNG BATIK KAUMAN

Authors

  • Aditya Dimas Wahyu Sasongko Universitas Pekalongan
  • Zahir Widadi Universitas Pekalongan
  • Daru Anggara Murty Universitas Pekalongan
  • Maghfiroh Universitas Pekalongan
  • Rizki Lestari Universitas Pekalongan
  • Ryan Asani Universitas Pekalongan

DOI:

https://doi.org/10.55681/swarna.v2i5.528

Keywords:

Estetika, Kampung Batik Kauman, Manajemen Seni

Abstract

Kampung batik Kauman merupakan salah satu kampung industri batik produktif di kota Pekalongan. Kampung Batik Kauman juga memiliki 50 showroom yang menawarkan berbagai jenis kain dan motif batik khas Indonesia dan berbagai daerah di Provinsi Jawa Tengah. Estetika hanyalah ilmu yang membahas kecantikan. Sementara itu, keindahan, atau keindahan, adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita kesenangan ketika kita melihatnya. Estetika memiliki peran penting dalam sebuah karya yang mencerminkan kreativitas seniman, pengrajin, desainer, status sosial, selera konsumen, dan berbagai aspek lainnya. Dalam proses pembuatan batik, estetika tidak bisa dianggap remeh karena akan mempengaruhi keunikan batik, karakteristik daerah, target konsumen, dan tingkat hasil penjualan di pasaran. Batik Kauman sebagai salah satu industri tertua di Kota Pekalongan diharapkan mampu mempertahankan eksistensinya dengan memperhatikan nilai estetika dari batik yang dihasilkannya. Art management sangat dibutuhkan dalam setiap proses pembuatan karya, baik itu lukisan, batik, desain, dan berbagai karya seni lainnya. Setelah melaksanakan kegiatan pelatihan manajemen seni sebagai upaya pengembangan estetika batik di Kampung Batik Kauman, ada beberapa hasil yang dapat disimpulkan. Proses pembuatan karya batik tidak lepas dari pengetahuan dan keterampilan. Pengrajin hanya fokus pada keterampilan otodidak dan tidak menggabungkannya dengan pengetahuan yang terus berkembang. Pengrajin tidak menyadari bahwa setiap kali mereka membuat batik mereka perlu memiliki keterampilan untuk menciptakan motif berupa dekorasi, mengolah warna, hingga proses makna yang diciptakan. Proses makna dapat dilakukan dengan memahami konsep komunikasi visual. Pemahaman tentang budaya dan sejarah akan membantu dalam proses menafsirkan dan menjadikan motif sebagai hiasan. Pemahaman tentang manajemen seni dalam hal Nirmana Batik untuk menata atau menata elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis masih kurang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Gie, The liang. 1976. Garis Besar Estetika (Filsafat Keindahan) .Yogyakarta: Penerbit Super Sukses Yogyakarta

Rizali, Nanang. 2013. Seni: Estetika, Logika, Etika. Jurnal Wacana Seni Rupa. Jakarta Press

Sasongko, Aditya Dimas Wahyu, 2014. Pengembangan desain motif kerang pada batik di Desa Peleyan Kabupaten Situbondo. Jurnal Seni Rupa. Universitas Negeri Surabaya

Sasongko, Aditya Dimas Wahyu, 2022. Strategi Pembelajaran Komunitas Batik Cotto’ Di Pondok Pesantren Nurul Huda Kabupaten Situbondo Jawa Timur. Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Vol. 36, Universitas Pekalongan.

Downloads

Published

2023-05-20

How to Cite

Sasongko, A. D. W., Widadi, Z., Murty, D. A., Maghfiroh, M., Lestari, R., & Asani, R. (2023). PELATIHAN MANAJEMEN SENI SEBAGAI UPAYA MENGEMBANGKAN ESTETIKA BATIK DI KAMPUNG BATIK KAUMAN. SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(5), 522–528. https://doi.org/10.55681/swarna.v2i5.528